Senin, 09 Januari 2012

PUISI HARI IBU


          Mengeja Ibu
Ingin ku rangkai sebuah hikayat beraroma rindu
Tentang kasih bertabur sendu
Prosa kehidupan tak bertuan
Telah mengalirkan bait keindaha
Di setiap episode yang tak berkesudahan.

Wajahmu adalah syair peredam pilu
Menumbuhkan seikat gurindam syahdu
Dari secuil perjalanan kisah.
Ibarat cerita cinta, kenangan begitu abadi
Membungkus helai perasaan
Dalam sampul Keresahan.

Bagai menapak waktu
Dulu kususuri buih cintamu
Dalam mazhab penuh tawa
Mendekap erat harapku
Hingga jemari keinginan kita
Memberikan elegy kemesraan
Di setiap langgam keresahan ini.


Kini,
kenangan itu bagai telaga duka
mengantar catatan semu dalam
Hampar lukisan temaram
Terus menitikkan perih
Di atas butir debu khayalan
Hingga maut menanjakkan kisah
Dalam kelam yang tak bisa ku genggam

      Hikayat Sebuah Pengorbanan
Ibu,
Sosok tubuhmu adalah asa
Pelipur keinginan di kala Kesenjangan
Terus menguraikan kasih dalam pundi kehangatanmu
Penuh kelembutan
Di saat terbitnya mentari,
Telah kau teteskan madu keibuan
Dalam nafas mengandung duka
Menorah bilah harapan
Ketika mendung keinginan  tak lagi
Merangkai kasih
Hanya darimu, cahaya-cahaya itu bisa ku reguk
Di kala haus mengikis kerinduan
Ku akui,
Bait-bait pengorbanan yang
Kautulis dalam kehidupanku
Adalah derai air, terus mengalir
Memancar keteduhan sepanjang zaman
Meskipun kabar kekeringan telah
Meniupkan seberkas cemas di hatimu.


Karya : Mazlan

2 komentar: