Mengeja Ibu
Ingin
ku rangkai sebuah hikayat beraroma rindu
Tentang
kasih bertabur sendu
Prosa
kehidupan tak bertuan
Telah
mengalirkan bait keindaha
Di
setiap episode yang tak berkesudahan.
Wajahmu
adalah syair peredam pilu
Menumbuhkan
seikat gurindam syahdu
Dari
secuil perjalanan kisah.
Ibarat
cerita cinta, kenangan begitu abadi
Membungkus
helai perasaan
Dalam
sampul Keresahan.
Bagai
menapak waktu
Dulu
kususuri buih cintamu
Dalam
mazhab penuh tawa
Mendekap
erat harapku
Hingga
jemari keinginan kita
Memberikan
elegy kemesraan
Di
setiap langgam keresahan ini.
Kini,
kenangan
itu bagai telaga duka
mengantar
catatan semu dalam
Hampar
lukisan temaram
Terus
menitikkan perih
Di
atas butir debu khayalan
Hingga
maut menanjakkan kisah
Dalam
kelam yang tak bisa ku genggam
Hikayat Sebuah Pengorbanan
Ibu,
Sosok
tubuhmu adalah asa
Pelipur
keinginan di kala Kesenjangan
Terus
menguraikan kasih dalam pundi kehangatanmu
Penuh
kelembutan
Di
saat terbitnya mentari,
Telah
kau teteskan madu keibuan
Dalam
nafas mengandung duka
Menorah
bilah harapan
Ketika
mendung keinginan tak lagi
Merangkai
kasih
Hanya
darimu, cahaya-cahaya itu bisa ku reguk
Di
kala haus mengikis kerinduan
Ku
akui,
Bait-bait
pengorbanan yang
Kautulis
dalam kehidupanku
Adalah
derai air, terus mengalir
Memancar
keteduhan sepanjang zaman
Meskipun
kabar kekeringan telah
Meniupkan
seberkas cemas di hatimu.
Karya : Mazlan
nice phoem..
BalasHapustimekaseh jhia ^-^
Hapus